Popular Post

Posted by : Unknown Kamis, 27 Maret 2014

INDUSTRI TEMPE
Jl.Teuku Umar Samarinda

Sesuai dengan bidang yg sedang kami analisa, yaitu bidang industri, objek system informasi yg kami ambil berasal dari system yg terdapat pada salah satu pabrik tempe tradisional yg berlokasi di sekitar kawasan Karang Paci, Samarinda. Sistem ini tidak terkomputerisasi, karena masih menggunakan cara manual dan tradisional. Berikut akan kami jelaskan satu per satu system yg terdapat pada pabrik tersebut, juga analisa dari kami untuk memperbaiki kekurangan dari sistem tersebut.
  • SISTEM ALAT dan BAHAN

Yaitu system me-manage atau mengatur segala sesuatu keperluan pra-produksi, seperti alat dan bahan. Karena industry yg bergerak menggunakan cara tradisional, maka alat yg digunakan cukup sederhana, yaitu mesin penggiling, keranjang anyaman rotan, drum air, rak penyimpanan, baki besar, cetakan tempe, lampu minyak, dan keperluan kecil lainnya. Bahan yg dibutuhkan pun tidak terlalu banyak, hanya kacang kedelai, air bersih, dan ragi atau bahan fermentasi lain.
  • SISTEM SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk system sumber daya manusia tergantung dari berapa banyak kedelai yg diolah dalam satu kali produksi. Sumber daya manusia dalam satu kali produksi, berbanding 3:1, yaitu 3 karyawan untuk 1 koli kedelai mentah (100kg). Jumlah produksi biasa mengikuti permintaan pasar. Dalam sehari produksi tempe bisa menggunakan 300-350kg kedelai mentah, maka pekerja yg dibutuhkan pun bisa mencapai 9-11 pekerja, belum lagi jika permintaan order sedang ramai ( permintaan antar barang oleh konsumen/pengepul/pedagang eceran tempe ).
  • SISTEM PRODUKSI

Dalam satu kali produksi, kedelai yg digunakan sekitar 350kg, kedelai di rebus setengah masak, lalu dimasukkan ke dalam mesin penggilingan dan disaring, setelah itu cuci bersih dan kedelai dipisahkan dengan kulitnya. Kedelai yg sudah dicuci dan dipisahkan kulitnya dimasukkan kedalam cetakan khusus yg sudah dilapis plastic dan lalu direndam dalam drum air yg berisi ragi atau bahan fermentasi lain ( proses fermentasi ) selama satu malam kurang lebih 20 jam. Pada keesokan harinya, tempe dipotong, dikemas menggunakan plastic lalu diasapi menggunakan lampu minyak tradisional agar tidak terkena udara langsung, guna melindungi tempe dari bakteri supaya bisa disimpan selama beberapa hari. Dan tempe siap dipasarkan.
  • SISTEM PEMANFAATAN SISA PRODUKSI ( LIMBAH )

Setiap produksi tempe, akan terdapat sisa-sisa pengolahan kedelai atau biasa disebut ampas. Limbah air sisa rebusan kedelai langsung dibuang ke sungai. Akan tetapi ampas dari sisa penggilingan diberikan kepada ternak sapi untuk dijadikan makanan sapi atau hewan ternak lainnya. Lalu ampas fermentasi pun dapat digunakan untuk mengolah tahu, namun tidak akan kami jelaskan karena bukan merupakan batasan dalam system yg sedang kami analisa.
  • SISTEM PEMASARAN

Cara pemasaran tempe sama saja dengan pemasaran bahan pangan lainnya. Karena tingginya permintaan serta kebutuhan pasar, maka para pengusaha tempe tidak perlu susah untuk memasarkan hasil produksinya, para pengepul maupun pedagang eceran setiap harinya menerima antaran tempe menggunakan mobil pabrik, dan kadang diambil sendiri.


  • HASIL ANALISA KAMI

Dari analisa kami, system manajemen sumber daya manusia yg dijalankan sedikit kurang efisien, karena jumlah karyawan yg bekerja akan terus meningkat sesuai jumlah produksi. Jika dalam satu kali produksi menggunakan system perbandingan 3:1 maka akan membutuhkan banyak pekerja. Namun jika menggunakan system kerja estafet, pada saat produksi 350kg kedelai bisa saja hanya membutuhkan pekerjap sekitar 5-7org. Semakin banyak jumlah kedelai
yg diolah maka bisa semakin sedikit karyawan yg dipekerjakan, karena pekerjaan bisa dibagi sesuai bidang atau tugasnya, akan tetapi akan memakan waktu yg lebih lama dari perbandingan standart 3:1.
Sistem pemanfaatan sisa produksi menurut kami cukup bermanfaat karena ampas kedelai dan fermentasi bisa digunakan sebagai pangan ternak sapi juga untuk pengolahan tahu. Akan tetapi, akan sangat merugikan jika limbah sisa air rebusan kedelai dibuang ke sungai, karena bisa mencemari lingkungan. Lebih baik sisa air rebusan tersebut digunakan untuk menyiram tanaman atau membersihkan halaman. Sekian tugas dari kami, terima kasih.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © STMIK Samarinda , JL banggeris no.75 samarinda , Sistem Informasi ,CSA03 - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -